Jumat, 06 April 2018

PANTULAN



Saat lampu ruangan telah mati,
Teman-temanmu telah keluar dari ruangan tersebut.
Tapi kau memilih tinggal.
Kau tak ingin pergi!

Kembali kau nyalakan lampu untuk menerangi keberadaanmu.
Kau menari sendirian,
Menyanyi tanpa memikirkan nada yang sumbang,
Kau hanya percaya jika saat itu kau benar-benar sendiri.

Sejenak, kau melihat pantulanmu di depan cermin.
Lalu kau berhenti.
Menatap matamu sendiri penuh nanar.
Hingga tatapanmu membuat bayanganmu menangis.

Kau terjatuh. Bersimpuh.
Menangislah, menangislah.
Kau rapuh. Tersayat.
Menangislah, menangislah.

Kau telah melalui begitu banyak luka.
Sendirian, tanpa membagi bebanmu.
Kau selalu berpikir untuk mengakhirinya.
Namun benar-benar mengakhirinya tak semudah yang selalu kau pikirkan.

Seribu orang lebih tahu namamu.
Kau bertahan untuk mereka.
Kau berpura-pura untuk mereka.
Walau mereka tak pernah tau apa yang sedang ada di pundakmu.

Berlarilah seperti tak ada rasa lelah yang menghampirimu.
Menarilah seakan manusia tak melihatmu.
Bernyanyilah seperti tak ada telinga yang mendengarmu.
Seakan dunia hanya tercipta untukmu.

Jika berat, jangan coba mengakhirinya.
Mungkin hari ini kau tak bisa melihat keindahannya,
Mungkin esok, lusa, ataupun seterusnya.
Tak ada yang benar-benar berakhir sebelum semuanya berakhir.

Namun jika kau memilih untuk mengakhirinya dengan jalanmu,
Tak peduli apa yang kau temukan selanjutnya,
Tak apa! Jika kau siap menanggungnya.

Jika kau pikir lukamu,

Terlalu berat hingga menyesakkan dadamu.

Tapi aku harap,

Kau bertahan… Diriku!




21 December 2017, 10:15-10:24 PM
Ditulis oleh JOY FARA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Vol. 1 (Disorder)

Aku tenggelam. Dalam lautan lepas yang tenang, yang birunya menyembunyikanku dari permukaan. Semua terasa berbeda. Dadaku begitu ses...