Jiwaku,
Saat ini kau kembali menangis. Bertanya mengapa harus dirimu. Imanmu sedang redup. Sepimu begitu menyiksa keadaan diri. Kadang kau pikir, kau telah sembuh. Kau pikir, pergi adalah cara menyembuhkan. Namun ternyata pergi hanya membuatmu semakin mengganas.
"Tolong aku! Monster itu menyiksaku secara batin." rintihmu pada dirimu sendiri.
"Siapapun, tolong aku!"
Namun suaramu hanyalah hembusan kecil yang tak dapat didengar oleh siapapun. Monster itu telah menutup telinga semua orang agar tak mendengarmu. Agar kau tersiksa sendiri. Agar kau terus berlarut dalam hitamnya kenanganmu.
"Shtttttt...!!!"
Suara-suara terus terdengar. Baik. Itu hanya satu. Aku akan menahannya. Namun perlahan... Dua... Tiga... Empat... Hingga puluhan. Semua terdengar walau di tempat yang sunyi. Suara itu begitu mengintimidasi. Seperti ingin menulikan telingamu secara perlahan agar menyakitkan.
Tiap malam monster selalu mendekapmu. Tak ingin pergi darimu. Kau terus berdoa, namun entah kenapa ia tetap datang. Mungkin jiwaku, karena kepercayaanmu mulai melemah, sibuk memikirkan cara agar monster pergi. Sedang monster merasa di atas, terus datang menghantui di setiap tidurmu.
Monster itu terus membuat uangmu habis. Monster itu menghabiskan tenagamu. Monster itu meninggalkan jejak pada manusia yang ku temui. Monster itu terus membuatmu salah. Monster itu terus membuatmu terlihat aneh. Monster itu benar-benar merubah hidupmu.
"Monster, kumohon pergilah. Mengapa menyukaiku? Aku hanya ingin menjadi normal seperti yang lainnya."
Namun monster itu tersenyum licik. Ia menjawab, "Hei, gadis yang sedang tumbuh. Apa kau lupa? Aku ada karena kau yang membuatku. Aku adalah sisi kelam dalam hidupmu. Kau membuatku karena kau tak bisa menanggung segala kenangan buruk dalam hidupmu. Jangan salahkan aku. Jika kau bisa, lawan aku. Bunuh aku. Karena hanya kaulah yang dapat melenyapkanku."
Seketika jiwaku terasa kaku.
31 Juli 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar